Ayo... Biasakan 5M di masa Pandemi: 1. Memakai masker saat keluar rumah, 2. Mencuci tangan,3.Menjaga jarak minimal 1 meter, 4. Menjauhi Kerumuman dan 5. Mengurangi Mobilitas

Rabu, 16 Maret 2022

Strawberry Generation

Ngomong-ngomong Anak Remaja...


Pernah dengar istilah *Strawberry Generation*🍓 ga?
Masih asing ya? Saya juga baru dengar pertama hari ini sih 🙈

Mariii kita simak di #parentingsabtu
🥳🥳

Apa lintasan pikiran yang muncul kalau baca curhatan di atas teman-teman?
Kalau saya bacanya gemes 😆

Tapi nyatanya, yang seperti ini tuh banyak!

Dikit-dikit "butuh healing"
Dikit-dikit "butuh self reward"
Dikit-dikit "mental health gue terganggu nih"

Apakah memang begitu nyatanya?

Dan ini terjadi di generasi di bawah kita, di bawah generasi milenial.
Makanya mereka disebut *strawberry generation,* istilah yang pertama kali muncul di Hongkong... apa Cina ya.. apa Taiwan ya, kok lupa 😅

Anak-anak generasi stroberi ini terpapar sosmed yang buanyak buanget. Mereka membaca dan mengakses berbagai konten di sosmed yang bilang butuh healing, baru berhasil dikit udah self reward, *dapat tekanan dikit udah ngeluh merusak mental health.*

Lalu mereka mencocokkan sama kehidupan pribadinya, trus ngerasa _"Eh, sama nih, aku juga depresi, butuh healing."_ hanya bermodal baca sosmed, lalu diagnosis sendiri. Tanpa lewat ahli.

Menurut prof. Rhenald Kasali, strawberry generation ini muncul karena
🟣 orang tua secara ekonomi lebih sejahtera, sehingga *apa maunya anak, diturutin aja*

*Maka lahirlah strawrberry generation, anak-anak muda yang lunak. Dikerasin dikit luka. Ketemu kesulitan, dia kabur, melarikan diri dari kesulitan. Maunya gampang-gampang dan enak-enak aja.*
🍓🍓🍓

*Jadi apa dong sebab lahirnya generasi stroberi ini?*

🍓 Anak dibesarkan dalam keluarga sejahtera, yang mana semua permintaan anak dituruti oleh orang tuanya.

🍓 Orang tua sibuk, sehingga anak dikasih kompensasi waktu, artinya waktu kebersamaan yang dipake untuk kesibukan orang tua, diganti jadi uang. Atau barang.

🍓 Anak nggak dikasih konsekuensi ketika melakukan kesalahan

🍓 Orang tua punya ekspektasi tidak realistis kepada anak, misalnya di rumah disebut anak hebat, dipanggil prince princess, paling cantik, paling pinter.. sehingga begitu anak keluar rumah, ketemu lingkungan yang lebih pinter, lebih hebat, lebih cantik, dia kaget. Akhirnya anak mudah tersinggung saat ketemu dunia nyata.

🙄🙄🙄🙄

*Terus kalau udah terlanjur tumbuh jadi strawberry generation, gimana dong memperbaikinya?*

Ada beberapa cara nih ternyata.

👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻

 Perbaiki literasi, anak harus pintar membaca di jaman yang serba banjir informasi

Anak harus bisa memilah bacaan, mana yang bener, jangan cuma bermodal satu buku atau satu akun sosmed trus udah menutup mata terhadap pandangan lain, merasa paling tahu.

 Hati-hati dengan self diagnosis.
Yang bisa mendiagnosis itu ahli, bukan diri kita sendiri. Apakah memang benar depresi atau cuma nggak mau berjuang?

Jangan-jangan ngaku depresi, padahal mau kabur dari kesulitan 😔

Self diagnosis ini ibarat kita cek darah, trus udah keluar hasil labnya, lalu kita overthinking sakit segala rupa, padahal ketemu dokter juga belum 🥴

 Orang tua harus menyiapkan anaknya menjadi lebih hebat dari dirinya, lebih kuat dari dirinya.

Jangan semua maunya anak diturutin, cuma karena anak tantrum dan kita capek dengar nangisnya, udah lah kasih aja anak mau apa. Jangaaann! 

*saya banget ini, biar aja dia nangis dulu 😁 agar tahu ga semua bisa langsung didapatkan

 Ciptakan suasana belajar yang fun, menyenangkan. Biar anak suka belajar dan ga kabur ketika ketemu tekanan.

 Beri anak ruang untuk memilih tantangan, jangan semua-mua-mua kita yang tentukan.

*Anak sukses bukan karena juara kelas, tapi karena mereka jadi juara kehidupan.* 😍

Begitu kata prof. Rhenald Kasali.
Sekiaaann hasil belajar kilat sore ini, semoga generasi anak kita tangguh dan tidak jadi strawberry generation 💪🏻



Sumber:https://m.facebook.com/photo.php?fbid=4875842099202200&id=100003293755585&set=a.2447706378682463&source=57

Selasa, 15 Maret 2022

Workshop Perangkat Pembelajaran 2022


Workshop Perangkat Pembelajaran Tahun 2022




Workshop Perangkat Pembelajaran Tahun 2022 se MTs Ma'arif Windusari ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022 di MTs Maarif NU Banjarsari.

Kegiatan ini dinarasumberi oleh Pengawas Madrasah Kabupaten Magelang yaitu Ibu Hartsa Jamila Rochi dan dihadiri Oleh guru guru Madrasah Tsanawiyah se Kecamatan Windusari diantaranya:

1. Kepala dan Guru MTs Maarif NU Banjarsari

2. Kepala dan Guru MTs Maarif Al Huda Wonoroto

3. Kepala dan Guru MTs Maarif Nur Huda Wonoroto dan

4. Kepala dan Guru MTs Maarif Al Fatah Ngemplak 


Adapun rundown kegiatan workshop ini yaitu:

1. Pembukaan

2. Sambutan Tuan rumah

3. Pengarahan dan Penyampaikan Materi oleh Pengawas Madrasah:

a. Penyusunan RPP berdasarkan dirjen pendis Nomor 5164 tahun 2018

b. Instrumen supervisi pembelajaran dan supervisi Akademik.

4. Doa

5. Penutup